Kalian pernah dengar kan kata
perspektif? Pernah doonk,,,, nah, kali ini saya ingin menuliskan sesuatu yang
berkaitan dengan perspektif manusia. Pengertian perspektif menurut saya adalah
sudut pandang manusia dalam melihat sesuatu. Sesuatu itu bisa benda, manusia,
perilaku, kejadian atau sesuatu. Contoh kecil yang mudah adalah ketika ada
orang yang terjebak di pulau kecil melihat sebuah perahu kayu dia bilang, “HOREE
ADA PERAHU” tapi di sisi lain, orang yang ada di perahu kayu itu berkata, “HOREEE
DARATAN”
Nah,
akhir-akhir ini saya sering bermasalah dengan perspektif. Kadang saya ingin
sekali memuntahkan luapan amarah, tapi akalku selalu mencegah dengan
membisikkan, “coba kamu lihat dari sisi dia” akhirnya, satu-satunya pilihan
terbaik yang ada hanyalah sabar.
Masalahku
tentang perspektif yang sering muncul adalah tentang temanku yang sangat lugu
sekali atau malah bego kali ya, atau bisa jadi tolol, yang hidup semasjid
denganku. Dia itu nggak tahu pura-pura budek atau memang dia budek banget. Nah,
kebudekan dia itu lah yang sering menimbulkan masalah. Saya, tidak selalu mau
mengulang ucapanku untuk kedua kalinya, bahkan lebih seringnya Cuma mau berkata
satu kali saja.
Menggelikan
sekali ketika terjadi percakapan:
S : mas, bu nartoyo sudah pergi, uang kotaknya saya taruh
di lemari dulu ya?
Q : yooo…..
S : (diam lalu jengkel-jengkel sendiri gitu) kalau
ditanya sukanya nggak jawab !
Q : ‘_’ ????
Itu hanyalah satu diantara ratusan kesalahpahaman yang
terjadi, dari mulai masalah Aqua, Snack, ambil jatah snack, ah banyak banget
dah, dan itu akibat dia nggak dengar kalau aku lagi ngomong. Dari ketulian
itulah dia mengambil kesimpulan bahwa saya kalau ditanya nggak bakal njawab,
dan aku mengambil kesimpulan, percuma nyuruh dia soalnya nggak bakal dilakuin. See?
Perspektif.
Masalah lain
adalah ketika saya berjalan dengan seorang teman perempuanku yang satu kelas
denganku. Menurut pandangan orang, dia pastilah pacarku, dan dengan seenak
sendiri njeplak ngomong, “anak masjid kok pacaran” dsb hal itu mereka perkuat
karena melihat si temanku itu pernah mencium tanganku-bukan pakai bibir tapi
ditempelin ke pipi (istilahnya thu salim). Dan apa katanya ? “masih pacaran kok
sudah cium-cium tangan !!!!!!! ” “kemaki ! sok-sok an pacaran di bawah pohon,
cium-cium tangan” dan kalian tahu dimana
dia sampaikan hal itu? Hahags, orang itu menyampaikan hal itu ketika dia tengah
berdiri dengan gagahnya diatas mimbar!!!!! Alias ketika sedang ceramah!!!!! Sukses,
dia sukses sekali membentuk opini jamaah, bahwa saya pacaran dengan cara yang
tidak benar. Hingga akhirnya, ketika semenit saja saya tidak terlihat di
masjid, saya langsung dibilang, “halah yo paling lagi pacaran” mereka sungguh
tidak tahu, jaman sekarang, bagi seorang wanita, siapapun dia asalkan dia
menghormatinya, pasti deh cium tangan. See? Perspektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D