Jumat, 17 Agustus 2012

Perspektif


            Kalian pernah dengar kan kata perspektif? Pernah doonk,,,, nah, kali ini saya ingin menuliskan sesuatu yang berkaitan dengan perspektif manusia. Pengertian perspektif menurut saya adalah sudut pandang manusia dalam melihat sesuatu. Sesuatu itu bisa benda, manusia, perilaku, kejadian atau sesuatu. Contoh kecil yang mudah adalah ketika ada orang yang terjebak di pulau kecil melihat sebuah perahu kayu dia bilang, “HOREE ADA PERAHU” tapi di sisi lain, orang yang ada di perahu kayu itu berkata, “HOREEE DARATAN”
            Nah, akhir-akhir ini saya sering bermasalah dengan perspektif. Kadang saya ingin sekali memuntahkan luapan amarah, tapi akalku selalu mencegah dengan membisikkan, “coba kamu lihat dari sisi dia” akhirnya, satu-satunya pilihan terbaik yang ada hanyalah sabar.
            Masalahku tentang perspektif yang sering muncul adalah tentang temanku yang sangat lugu sekali atau malah bego kali ya, atau bisa jadi tolol, yang hidup semasjid denganku. Dia itu nggak tahu pura-pura budek atau memang dia budek banget. Nah, kebudekan dia itu lah yang sering menimbulkan masalah. Saya, tidak selalu mau mengulang ucapanku untuk kedua kalinya, bahkan lebih seringnya Cuma mau berkata satu kali saja.
            Menggelikan sekali ketika terjadi percakapan:
S : mas, bu nartoyo sudah pergi, uang kotaknya saya taruh di lemari dulu ya?
Q : yooo…..
S : (diam lalu jengkel-jengkel sendiri gitu) kalau ditanya sukanya nggak jawab !
Q : ‘_’ ????
Itu hanyalah satu diantara ratusan kesalahpahaman yang terjadi, dari mulai masalah Aqua, Snack, ambil jatah snack, ah banyak banget dah, dan itu akibat dia nggak dengar kalau aku lagi ngomong. Dari ketulian itulah dia mengambil kesimpulan bahwa saya kalau ditanya nggak bakal njawab, dan aku mengambil kesimpulan, percuma nyuruh dia soalnya nggak bakal dilakuin. See? Perspektif.
            Masalah lain adalah ketika saya berjalan dengan seorang teman perempuanku yang satu kelas denganku. Menurut pandangan orang, dia pastilah pacarku, dan dengan seenak sendiri njeplak ngomong, “anak masjid kok pacaran” dsb hal itu mereka perkuat karena melihat si temanku itu pernah mencium tanganku-bukan pakai bibir tapi ditempelin ke pipi (istilahnya thu salim). Dan apa katanya ? “masih pacaran kok sudah cium-cium tangan !!!!!!! ” “kemaki ! sok-sok an pacaran di bawah pohon, cium-cium tangan”  dan kalian tahu dimana dia sampaikan hal itu? Hahags, orang itu menyampaikan hal itu ketika dia tengah berdiri dengan gagahnya diatas mimbar!!!!! Alias ketika sedang ceramah!!!!! Sukses, dia sukses sekali membentuk opini jamaah, bahwa saya pacaran dengan cara yang tidak benar. Hingga akhirnya, ketika semenit saja saya tidak terlihat di masjid, saya langsung dibilang, “halah yo paling lagi pacaran” mereka sungguh tidak tahu, jaman sekarang, bagi seorang wanita, siapapun dia asalkan dia menghormatinya, pasti deh cium tangan. See? Perspektif.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D