Jumat, 06 Juli 2012

Seperti Inilah Aku


          Hal pertama yang selalu aku ingat terkait masa anak-anak adalah sedikit dari teman-temanku yang menganggapku ada. Yapp, bahasa kasarnya Teguh kecil terkucilkan dari pergaulan teman sebaya. Alasannya beragam, dari menganggap Teguh kecil ini pasti anak sombong karena anak dari ketua yayasan (padahal hanya menganggap saja), ketidaksukaan teman-teman sebab Teguh kecil selalu dikenal guru-guru, sekali lagi karena ayah Teguh kecil adalah sosok terkenal di kalangan sekolah, KPPMG (sejenis organisasi pemuda desa), pramuka dan tentu saja yayasan. Dimana-mana, selalu saja ada kalimat terucap, “ooowh ini Teguh kan? Anaknya pak Wasjanto kan?bla bla bla bla” padahal apalah arti keterkenalan itu jika ayahku sedang berada di luar negeri. Saya masih ingat sekali ketika Teguh kecil mencoba menginjakkan kaki di sawah, ada petani yang bilang, “guh, lagi apa disini??? Kamu gak pantes kesini, kamu pantasnya pegang bolpoin saja sana!!!!” hufffffff.

          Sialnya, tubuh Teguh kecil kurus, kurus banget malah. Saya yakin inilah alasan utama orang tuaku jarang membawaku ikut serta dalam acara-acara mereka. Haha, bahkan orang tuaku sendiri malu mempunyai anak seperti ini. Sialnya lagi, Teguh kecil tidak sepintar anaknya teman-teman ayah-ibu. Teguh kecil tidak sepintar Septian, Saiful, ah, Cuma dua nama itu yang kuingat. Kalian tahu kan, setiap orang yang sudah mempunyai anak, mereka selalu ingin menunjukkan bahwa anak mereka adalah yang paling hebat. Lah, orang tuaku??? Akhirnya ya setiap ada acara Teguh kecil mending ditinggal saja di rumah sama nenek. Karena itulah, Teguh kecil lebih dekat dengan nenek ketimbang sama Ibu apalagi ayah. Ayah? Beliau sangat sibuk, kesana-kemari, menjadi orang yang dibutuhkan oleh banyak orang.
          Kembali ke teman-teman, terkadang Teguh kecil iri ketika melihat ada gerombolan anak-anak muda yang sedang berkumpul, tertawa, seperti menikmati pertemanan mereka. Ketika ada salah satu diantara mereka yang tidak nampak, mereka akan mencarinya. Jika ternyata sakit, akhirnya mereka ngumpul sekalian di rumah anak itu. Teguh kecil iri sekali. Hemmmmmhhhhhhh. Teguh kecil??? Setia di dalam rumah, menyendiri dalam kamar sekedar menonton tv, membaca komik, itupun banyak yang dibuang ibu. Pernah suatu pagi, ibu menyobek-nyobek komik Dragon Ball di depan mukaku sambil berkata, “mau jadi apa kamu??? Mau jadi Son Goku hah????” sedih sekali. Ibu memang sering melarang Teguh kecil akan banyak hal, nggak boleh berenang, nggak boleh ke kota, nggak boleh nonton bola malem-malem, nggak boleh keluar malam diatas jam 8 malam, nggak boleh maen PS, nggak boleh maen bola, ah, banyak, banyak sekali larangan ibu.



          Tapi saya pikir dan rasain, mereka pantas dan sah-sah saja memperlakukan Teguh kecil seperti itu hehehehe, toh nyatanya memang dulu Teguh kecil memang tidak bisa apa-apa. Jika Teguh kecil ke sawah misalnya, mau ngapain? Teguh kecil nggak tahu apa-apa di sawah, Teguh kecil nggak tahu harus bagaimana ketika di sawah. Kalau ikut ke yayasan juga sama saja, Teguh kecil bukan anak pintar yang bisa bikin orang tua bangga. Teguh kecil memang seperti ini, nggak ada manfaatnya.
          Sekarang saya sudah menanggalakan kata kecil. Saya sudah menjadi Teguh. Ya, walaupun situasi di desa 50% masih seperti itu, seengaknya Teguh besar sudah dibutuhkan disana-sini. Anehnya, hal itu berbanding terbalik jika Teguh sedang berada di daerah orang. Teguh selalu bisa ngapa-ngapain, Teguh hampir selalu dipercaya. Aneh memang, kepercayaan yang saya dapat justru dari orang-orang asing yang mengenalku dalam waktu singkat. Sedangkan orang yang lama mengenalku, seperti emoh untuk sedikitpun mempercayaiku. Hehehehe, yah, tapi terimakasih lah, terutama pada Allah SWT yang telah mendidikku dengan cara seperti ini. Karena perlakuan-perlakuan seperti di atas yang Teguh kecil dapatkan, Teguh kecil tumbuh menjadi seorang Teguh yang tidak gampang percaya. Sebab, menjadi orang yang mudah percaya sangatlah merugikan. Percaya deh,,,,,,,, jangan mudah percaya sama orang, termasuk sama tulisanku diatas :p
yah, seperti inilah Aku,,,,,,,,,,,,,,,,,, J

          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D