Senin, 28 Mei 2012

Kering Prestasi Sarat Emosi


           Tak ada negara di dunia ini yang bisa menandingi negara Indonesia. Negara kepulauan terbesar di dunia dengan tiga diantaranya menjadi pulau terbesar di dunia pula. Tak ada satupun negara di dunia ini yang bisa menandingi negara Indonesia dalam menciptakan dan mengaplikasikan masalah di semua lini kehidupan. Tak ada yang seperti Indonesia, salut !
          Lihat ke negara ini, full of problems. Praktis di semua lini kehidupan dijejali oleh masalah. Beberapa hari yang lalu dan beberapa minggu, bulan, tahun yang lalu bangsa Indonesia hampir-hampir dijejali informasi tentang masalah-masalah yang menjejali negara ini. Paling kentara tentu masalah politik, yang akhirnya menjadi sumber dari masalah-masalah yang ada. Politik meracuni pemuda-pemuda yang tengah naik daun, meracuni bahkan menghancuran sepakbola tanah air, meracuni ormas-ormas masyarakat. Saya dengar, salah satu pejabat partai yang berkuasa di negara ini ada di balik ormas agama yang sangat kita kenali. Nah ? tapi dalam postingan kali ini, saya hanya ingin mengeluarkan unek-unek tentang cabang olahraga saja.

          Sejarah kelam, itulah headline yang terpampang besar di muka halaman tabloid olahraga kesayanganku. Ya, kabar tentang tim bulu tangkis kita yang terjun di ajang Thomas dan Uber cup 2012. Jangankan kembali merebut tahta juara yang telah lama hilang (terakhir juara tahun 2002) melaju ke semifinalpun tak sanggup. Inilah untuk pertama kali dalam sejarah dunia perbulutangkisan Indonesia gagal melaju ke semifinal Thomas and Uber Cup. Sedih. Optimisme yang didengung-dengungkan menjelang perhelatan ternyara hanyalah omong kosong belaka. Saling menyalahkan yang akhirnya muncul ke permukaan sesaat setelah tim tersingki 2-3 dari Jepang. Yang paling diunggulkan adalah alasan ‘’tidak kompak’’
.

          Cabang olahraga populer lainnya yang penuh dengan bala , bahkan seolah menjadi biang masalah, sepak bola. Ah, sebenarnya saya bosan membahas neraka sepak bola di negara ini. Selain kisruh kekuasaan tak kunjung berakhir yang malah semakin ruwet, kusut seperti benang yang dimasukkan ke kali banjir, kedewasaan supporter pun pemain juga semakin kabur. Terbaru, setelah laga antara Persija melawan Persib yang berkesudahan 2-2, ditemukan satu bobotoh yang bernama Lazuardi (29) tewas dikeroyok oleh puluhan The Jak. Tak terhitung berapa kali pemain yang tidak menerima keputusan wasit langsung menghakimi si wasit langsung di lapangan, sekalipun laga mereka tengah disiarkan oleh Tv nasional. Hadeh.


          Itulah dua olahraga yang sangat populer di mata bangsa Indonesia. Kering prestasi sarat emosi. Belum lagi organisasi-organisasi induk yang bersitegang, PSSI-KPSI, KONI-KOI, PB PON-PEMPROV, ahh !!!! kusut sekali seperti rambutku ini. Seperti perutku yang lapar tapilagi diare huff....  tetap semangat saja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D