S.K.R.I.P.S.I
(Sepertinya Kau
Rampas Indahnya Percintaanku Sama Ina)
Jadi
ceritanya, aku sudah membuang duit sekitar 3 juta 500 ribu selama 5 semester
terakhir hanya untuk bayar registrasi kuliah dengan Mata Kuliah; Skripsi. semester
7 masih agak banyak mata kuliah selain skripsi ada PPL, PKn dan Budaya Jawa. Semester
8 skripsi + KKN dan semester-semester selanjutnya hanya skripsi. Artinya, aku
utek-utek input mata kuliah skripsi untuk waktu yang sangat lama, 2 setengah
tahun!
Banyak
temen-temen yang heran dan bertanya-tanya kenapa? Apa susah? Tidak. Apa dosennya
susah? Hemmm tidak juga. Sedang nunggu apa lagi? Nggak nunggu apa-apa juga. Aku
cuma bisa menjawab, “Aku pun tak tahu...” Jujur, aku malu. Malu sama bapak ibu,
sama tetangga, sama teman-teman. Apalagi pas salah satu teman sekelasku bilang
begini, “Oh anak kelas kita, cowoknya yang belum lulus tinggal kamu ya? Yang paling
pinter malah belum lulus.” Oh my goodness. Aku malu sama bapak ibu yang dulu
sempat berharap banyak pada anaknya yang satu ini. Anak yang ternyata tidak
bisa memberikan kebanggaan sedikitpun. Aku malu sama adik saya yang dulu sempat
benar-benar mengidolakan aku sebagai kakaknya.
melamun |
***Semua
kecewa sama saya.
Sebenarnya
ada banyak alasan kenapa aku sampai menelantarkan skripsi sampai
bertahun-tahun. Yaa, walaupun oke laaaah alasan ada hanya untuk pecundang. Kali
ini tak apalah aku dikatain pecundang.
Pertama,
ketika sedang mengerjakan proposal skripsi. Dengan PD nya laptopku rusak. Hemmm,
mungkin lebih tepatnya Aku rusak. Ceritanya waktu itu aku ngerjain sampai jam
setengah 2 pagi. Udah ngantuk banget kan. Nah, pas aku tidur laptopnya ada di
sampingku terus headsetnya terselip diantara keyboard dan layar. Mungkin, aku
tindihin atau bagaimana, pas aku bangun tuh layar laptop sudah pecah aja.
Kedua,
aku mengajar di kota asalku Brebes. Saat itu, aku nggak bisa membagi waktu. Yaa
meskipun sebenarnya jadi guru itu nyantai sih. Tapi, jangankan ngerjain skripsi
buka foldernya aja nggak pernah. Akhirnya dengan pertimbangan yang cukup mentah,
aku pun memilih resign setelah satu tahun penuh mengajar di sekolahan itu. Alasannya
mau fokus skripsi dulu.
Ketiga,
Andini. Yaa, ini adalah masalah pekok yang berlarut-larut. Setiap hari aku
nggak bisa melepaskan hape dari tanganku. Mencoba selalu menghubunginya,
mengajaknya ngobrol dan jalan-jalan. Untuk kisah selengkapnya silakan scroll
aja di postingan-postingan sebelumnya. KLIK. Andini makes my heart soar and
makes my heart sore.
Keempat,
dasar akunya aja males. Mungkin alasan inilah yang paling benar. Aku males
banget. Banget banget, Gan. Aku bisa menghabiskan waktu seharian hanya dengan
tiduran diatas paku kasurnya
Jupe. Absolutely do nothing. Buka BBM lalu buka Facebook, lalu buka
Instagram, kemudian buka BBM lagi, semua itu kebanyakan untuk ngepoin akun
akunnya Fina Andini. Yeaaaa I’m sucks, terrible, horrible and pathetics.
I’m too bored to do nothing but I’m too lazy to do something. Parah banget,
kan?
Ah,
seandainya aku bisa kehilangan rasa malasku secepat aku kehilangan motivasi. Mungkin
sekarang aku sudah sedang nggarap thesis deh. *Berandai-andai*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D