Kali
ini aku bakal menuliskan sebuah kegelisahan yang sudah lama aku pendam. Sebuah
kegelisahan yang membuatku sungguh sangat gelisah (apa sih). Lalu apa
sih wa, suatu hal yang membuatmu gelisah? Hal itu adalah hilangnya kualitas top
di acara-acara tv kita. Oke tanpa ba-bi-bu lagi, langsung saja aku
paparkan per kategori dan untuk menghemat halaman, aku bagi menjadi beberapa
part postingan. Selamat mengkritisi.
A.
KATEGORI SINETRON
Apa hal positif yang bisa kita ambil dari sinetron-sinetron di Indonesia?
Apa? Apa? Apa lo liat-liat? Anak mana lo? Oke kayaknya aku mulai ngawur. Back
to the topic. Jawabanku adalah tidak ada hal positif yang bisa kita ambil
dari dunia persinetronan tanah air. Menyedihkan, sucks and terrible. Ngga
perlu jauh-jauh bilang, “nggak mendidik”, karena sekedar menghiburpun tidak. Oke
mari kita bedah satu per satu:.
1.
Pemilihan Judul
Lihatlah jadwal tayangan sinetron. Kalian bisa melihatnya di
koran-koran atau cek lah lewat Google. Jaman ini 2014-2015 pemilihan judul
sungguh latah, satu sinetron meraih rating tinggi maka akan bermunculan sinetron-sinetron
lain yang sedikit banyak mengikuti. Contoh; pertengahan tahun 2014 muncul
sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, sinetron itu lalu memiliki rating yang
(katanya) bagus. Maka, muncullah sinetron-sinetron yang memiliki judul
kehewan-hewanan lainnya. Manusia harimau, Tujuh Manusia Harimau, Dendam Manusia
Serigala, ELANG dan lain-lain. Sebelum kemunculan GGS, ada sinetron Tukang
Bubur Naik Haji yang (waktu itu) juga memiliki rating bagus. Akhirnya muncullah
Emak Ijah Pengen Ke Mekah. Satu hal yang perlu kalian catat, aku hafal
judul-judul itu karena iklan, karena aneh, bukan karena aku menonton. Camkan itu
baik-baik. Hahahaha
2.
Episode Super Panjang
Dulu waktu aku kecil ada sebuah sinetron yang panjang episodenya
dari aku mulai masuk SD sampai aku mau lulus SD. Apa itu wa? Betul, TERSANJUNG.
Kemudian, ketika aku beranjak remaja, muncullah sinetron identik berjudul CINTA
FITRI. Nah, sampai aku sekarang sudah menjadi seorang tenaga pengajar alias
guru (ciyee guru), tren seperti itu masih berlaku! what the shit is
that???? Betapa matinya regenerasi ide di dunia persinetronan negara
ini. Efek paling buruk dan paling
memuakkan dari panjangnya episode suatu sinetron adalah:
a.
Plot
menjadi ngawur, lihat saja itu si Haji Abang, si Haji RW, 1528 episode. Kurang jelas?
SERIBU LIMA RATUS DUA PULUH DELAPAN episode dan belum ada tanda-tanda mau
kiamat, eh mau tamat.!!! Isi cerita itu sinetron sama judul sudah nggak sinkron
lagi. Harusnya sekarang, itu sinetron ganti judul saja jadi, “Diari Kehidupan
Masyarakat Kampung Melayu RW 10.” Sinetron Emak Ijah juga 11-12 sama Haji Dua
kali, masak ada adegan pocong? Si Wakwaw jadi setan? Itu apaaa? Bandingkan dengan
The Heirs yang pemeran utamanya mirip Aku, iya Kim Tan, Cuma sampai 20 episode
saja.
b.
Pemeran
Bertambah banyak, ah yang ini ngga usah dijelasin. Bertambah, berganti, ada
yang mati. Matipun sampai ada yang; aktingnya memang mati, di dunia nyata lagi
jadi caleg terus si sutradara mengakalinya jadi mati, sampai benar-benar mati
asli,,, maaf, wafat. Ada juga yang hilang kayak peran yang diperankan
oleh pasangan suami-istri yang katanya bentar lagi mau cerai itu.
3.
Judul dengan Film tidak Sinkron
Judulnya, ganteng-ganteng serigala, tapi di isi filmnya lebih
banyak mengupas hubungan pacarannya Prilly sama Aliando, Kevin sama Jamilah
(nggak tahu namanya). Serigala-serigalanya malah menjadi tokoh kedua. Judulnya,
pengen pergi ke Mekkah, tapi isi filmnya malah kisah cowok jelek yang dapet
cewek cantik terus mati terus ada yang jadi pocong. It is really shit, man. Nek
wes ngene iki aku mung iso ngomong jancuuuk.
thanks for the creator, I forget where did I get this. So Sorry. |
4.
Minim Ide Cerita
Dalam artian, ceritanya ngawur, konfliknya nggak jelas, penuh
teka-teki (ini lah ide dari alasan Raisa menciptakan lagu berjudul teka-teki
karena dia nonton sinetron). Penuh kebingungan yang diakali sutradara dengan
kebingungan lainnya. Sebenarnya, aku sempat antusias dengan hadirnya Ftv. Tapi semakin
kesini, semakin sama aja minim ide cerita. Plot yang ada di Ftv-Ftv juga sama
saja, tentang si kaya pacaran sama si miskin, si cakep pacaran sama si jelek
(padahal sih tetep cakep Cuma perannya aja pura-pura dikatain jelek, gembel).
5.
Usulan
Stasiun Tv seperti RCTI, Indosiar dan ANTV seringkali mengakali
sinetron mereka yang jelek banget dengan menambalnya pakai cara impor
drama-drama Korea / India. Nah, menurutku, harusnya mereka tidak usah
mengimpor. Tidak usah juga menjiplak plot film. Harusnya, mereka menjiplak cara
kerja mereka dalam mengemas drama-drama yang berhasil diekspor sampai Indonesia
itu. Ketika, seorang penggemar drama Korea ditanya plot cerita, mereka bisa
menceritakannya dengan mudah. Tapi, penggemar GGS, Haji Abang dkk ... coba
tanya ke mereka jalan ceritanya, mereka sendiri bingung. Mereka hanya bisa
menceritakan episode yang barusan / tadi malam mereka tonton. Itu saja. Jiplak CARA
mereka mengemas bukan jiplak kemasannya.
6.
Kredit Plus
Untunglah untuk saat ini, ada kredit plus yang patut aku berikan
untuk SATU sinetron. Yaitu, Preman Pensiun. Dari kekuatan cerita bagus, Plotnya
apik, karakter juga kuat, kualitas gambar juga bagus. Bahkan bapak Ridwan Kamil
ikut-ikuttan nimbrung di sinetron ini, lho. Semoga sinetron ini tidak
mengikuti jejak sinetron lainnya. Semoga tetap konsisten dalam menyajikan jalan
cerita yang bagus dan tidak berubah menjadi sinetron umbrus selanjutnya.
...... berlanjut ke part berikutnya insyaAllah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D