Senin, 09 Februari 2015

Raditya Dika Dan Pola Pikir

Sering, Aku berkeinginan menjadi seorang blogger yang serius. Yaa, nggak usah tinggi-tinggi lah, contohnya kayak Mbak Noorma sama Mas Adhim aja wis :D. Tapi jujur Aku adalah seorang anak manusia yang sangat unpredictable. Terkadang malas, terkadang malas sekali *Rotfl*. Kadang dalam satu hari aku memiliki banyak ide yang sesungguhnya ingin aku tuangkan dalam bentuk tulisan. Bahkan seringkali sampai bingung sendiri akibat terlalu banyak ide. Tetapi, di satu masa aku justru bingung harus berbuat apa karena tidak ada ide. Semua teori teman-teman yang sok paham, mentah. Salah semua, karena jangankan mereka aku sendiripun nggak atau belum bisa begitu memahami diriku sepenuhnya. Makanya, ketika ada seseorang yang bilang, “I know you so well” itu sudah pasti hanya sebuah omong kosong belaka hahahahaha.
Berbicara dunia tulis menulis, apalagi blogger, tentu kita tidak bisa mengesampingkan seorang cowok yang terlihat cupu namun jenius bernama Raditya Dika. Cupu, karena yaa memang cupu, lihat saja foto dia waktu SMA. Wajahnya adalah potongan wajah perpus yang otomatis tidak memiliki banyak teman bermain. Jenius, iya memang dia jenius, bisa merubah kecupuan / kecemenannya menjadi sesuatu nilai jual hingga dia bisa setenar sekarang. Tenar, sekarang siapa sih orang khususnya anak muda yang tidak mengenal Raditya Dika? Dan mungkin dia adalah satu-satunya orang yang ketika menghina, orang yang dihina tidak tersinggung tapi justru tertawa.
suasana book signing Raditya Dika di Semarang

Kemarin tanggal 8 Februari 2015 dia ada acara di Gramedia Pandanaran Semarang. Acara meet and greet buku Koala Kumal plus book signing. Kebetulan aku lagi di Semarang jadi yaa sempatin aja aku buat datang. Aku datang ke acara itu bertiga bersama dua bujang lapuk yang nggak laku-laku (sama kayak aku) bernama Tomi dan Muhemin. Datang bertiga tapi yang bawa buku Cuma Tomi hahaa. Disanalah si Tomi bertemu dengan gebetannya yang bernama Giezka ciyee ciyee. Oh oke, aku sudah mulai keluar dari topik pembicaraan.

Tomi Azami bersama gebetan, ciyee pegangan tangan

Dalam acara itu sumpah yang mengantre buat sekedar tanda-tangan ngalahin antrian mau masuk surga (secara masjid sepi waktu shalat ashar). Antrian dimulai dari depan mejanya Radit sampai masuk ke toko lantai 1 naik ke lantai 2 turun lagi ke lantai 1 gitu lah. Bahkan ada yang rela mengantre sejak jam 8 padahal acaranya sendiri dimulai jam 14.00 wib !!!! Melihat itu aku jadi ingat,katanya dulu waktu awal-awal karirnya sebagai penulis, orang yang menghadiri acara meet and greetnya hanya seberapa tidak sebanyak itu. Artinya, dia benar-benar merangkak dari dunia bawah tanah, masuk ke gorong-gorong lalu keluarlah dia lewan sedimentasi yang sangat luar biasa. *apa sih*

Banyak orang-orang yang berdiri di sampingku berkata, “ya Tuhaan, pengen foto bareng bang radiiiit.” Tapi aku malah ya Tuhaaan pengen banget foto sama MC nyaa cantik bangeet *abaikan*. Apa yang ada dalam pikiranku adalah.... “seandainya aku bisa seberuntung dia......”

2 komentar:

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D