Sabtu, 07 September 2013

Tulisan Entahlah

Sering kali Aku heran sama diri sendiri dan Aku juga yakin kalian akan ikut heran dengan apa yang Aku herani. Nah, sebentar lagi Aku akan menuliskan hal apa yang bisa membuat Aku heran sama diri sendiri. Siap? Apakah kalian siap untuk mengetahuinya? Bener? Serius? Sebelum aku beri tahu, aku kasih soal dulu, “berapa kali Aku menulis kata Aku di paragraf ini?” Nggak mau juga nggak papa sih. Hahaha.
Begini saudara, aku heran kenapa ya setiap di kamar mandi (entah itu sedang mandi, BAB, atau pipis) aku bisa lebih mendayagunakan pikiranku. Istilah kerennya, ketika ada di kamar mandi aku menjadi lebih open-minded. Ada saja topik menarik yang tiba-tiba datang ke pikiranku. Heran, kan? Nggak heran juga nggak papa sih hahaha.
Seperti sore tadi ketika saya mandi (emmm tp kayaknya kemaren sore aku nggak mandi deh) tiba-tiba aku kepikiran tentang esensi cinta. Bukan sembarang cinta, tapi cinta manusia secara vertikal dan horizontal (kalian pasti masih bingung vertikal itu ke arah mana & horizontal ke arah mana. Ya, kan?) nah, kualitas manusia itu ada dua macam; Awam dan Khowas. 



Orang Khowas, cintanya cenderung lebih besar ke hal-hal yang dzaty. Cintanya orang-orang golongan ini kepada Tuhan lebih besar daripada yang berwujud, alias sesuatu yang bisa dia lihat. Namun karena pikirannya yang terbuka, orang Khowas akan berkata seperti ini,”Jangankan cinta kepada Allah yang tidak terlihat, cintaku ke kamu saja kadang bertambah dan lebih sering berkurang” intinya, kalau mencintai manusia saja yang setiap hari bisa kita lihat, bisa kita sapa, kita ajak berbincang, kita lihat senyumnya dan lain-lain kadar cintanya masih naik turun, Bagaimana kepada Tuhan?
Tuhan kita wujud tapi ghoib, eksistensinya terletak pada keimanan. Ketika kita mengimani-Nya ada, maka Dia ada, ketika kita tidak mengimani-Nya, maka kita wajib beriman. Ya, kan? Dan keimanan kita kepada-Nya pun naik-turun, kadang kita rajin sekali beribadah dan lebih sering untuk melalaikan. Lalu bagimana dengan Cinta? Owh iya, Emank kalian cinta kepada Tuhan kalian? Apa buktinya? Di bagian hidup kalian yang mana kalian merefleksikan cinta kepada Tuhan? Hahaha.




Terakhir, mungkin kalian sering mendengar teman kalian berkata,”cintaku kepada Allah lebih besar dari pada cintaku kepada manusia” atau yaaa mirip-mirip dengan kata itu lah. Itu bisa jadi dia itu orang yang SOK, atau MUNAFIK dan sekali-kali husnudzon lah dia itu orang yang sakur alias tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan.

4 komentar:

  1. iya bener sekarang banyak orang yang selalu beda antara bicara dan hati yang sebenarnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. makanan yang haram akan memproduksi perkataan fitnah
      makanan yang halal akan memproduksi perkataan hikmah.
      itu kata kyai saya :-)

      Hapus

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D