Mobil, motor, pesawat adalah alat-alat transportasi yang bisa memindahkan kita dari
satu tempat ke tempat lain hanya dalam waktu singkat. Handphone, telephone,
internet
adalah alat-alat komunikasi yang bisa membuat
kita terhubung meski jarak memisahkan. Kamera, ada yang mulai sekedar hanya untuk eksis,
sampai yang bisa untuk memfoto planet-planet di angkasa luar sana. Bahkan, ada
yang bisa
memfoto makhluk terkecil sekalipun. Ada pula
pesawat ulang-alik yang bisa membawa manusia plesir ke Luar Angkasa.
Apakah kalian menyadari benang merah yang tergaris dari
tulisan di paragraf pertama
diatas? Ya, benar. Yang
saya sebutkan diatas adalah macam-macam alat canggih yang dibuat oleh manusia. Manusia
memiliki kemampuan mewujudkan hal yang dirasa tidak mungkin. Manusia memiliki otak
yang bisa membuat alat-alat canggih, untuk menjadikan hidup menjadi lebih
mudah. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah, jika alat yang dibuat canggih,
berarti yang membuatnya, otomatis lebih canggih, bukan? Ya,
manusia sendiri adalah sebuah “produk” canggih.
Nah, setiap
kalian membeli handphone misalnya,
pasti di boks pembelian terdapat secarik kertas, yang biasa disebut kertas petunjuk penggunaan. Setiap produk
canggih pasti akan ada kertas atau malah buku petunjuk penggunaan (manual book), betul kan? Umpamanya begini, kalian adalah orang gunung
pelosok pisan, yang tidak pernah
melihat Hp, pasti kalian akan membaca buku petunjuk penggunaan yang ada di
boks. Karena isi panduan tidak bisa begitu saja untuk dimengerti, otomatis
kalian meminta bantuan orang yang sudah paham tentang Hp untuk menjelaskan , iya
nggak???? Lalu bagaimana dengan manusia?
Manusia sebagai makhluk canggih yang bisa membuat
alat-alat canggih, tentu saja memiliki buku panduan sekaligus instrukturnya. Bapak
instruktur jelas berfungsi sebagai orang yang menjelaskan buku panduan manusia.
Lalu apa sih, buku panduan manusia itu? Jawabannya adalah Al-Quran. Nah, karena
tatanan bahasa Al-quran itu berbeda
dengan bahasa manusia kebanyakan, apalagi terkadang satu makna mempunyai
berbagai macam kata, dan ada banyak ayat yang susah dimengerti, maka diutuslah
seorang instruktur. Siapa manusia yang diutus Allah untuk menjadi instruktur
Al-quran itu? Tidak
bukan dan tidak lain adalah Rosululllah SAW alias Nabi Agung Muhammad SAW.
Apa jadinya jika seseorang yang bodoh, tidak paham
tentang Hp, tapi langsung diberi Hp? Tanpa diberitahu cara penggunaannya, tanpa
diberi buku panduannya? pasti dia
akan pencet sembarangan hingga akhirnya cepat rusak. Bahkan jika dikasihkan ke
bayi, hp itu akan dibanting dan diinjak-injak sampai rusak. Nah, begitu juga
dengan manusia, jika dia bertingkah seenaknya sendiri tanpa menuruti
aturan-aturan yang tertera dalam buku panduannya, maka cepat rusaklah dia. Seperti
apa rusaknya, itu bisa kalian pikirkan sendiri, kan? J
Manusia juga memiliki kemampuan untuk menghafal. Saya akan
lebih mudah mengoperasikan Hp, jika saya hafal semua tata cara yang tertera di
buku panduan, begitu juga dengan manusia. Dalam menjalani kehidupan, agar tidak
cepat rusak, manusia akan lebih mudah jika hafal tata cara-tata cara kehidupannya
yang tersurat dalam Al-quran. Oleh sebab itulah, derajat manusia akan terangkat
jika dia menghafal Al-quran. Bahkan ada pemeo yang mengatakan, andai saja
setelah Rosulullah SAW ada seleksi nabi baru, maka calon yang diprioritaskan
adalah mereka yang hafal Al-quran. Untuk mengetahui keutamaan para penghafal
Quran klik di blog Ini nih,,,,,,,,,
Karena posisinya sebagai kalam Allah, maka bagi temen-temen
yang menghafal Al-quran tolonglah jaga perilaku kalian. Allah SWT itu Tuhan
yang Maha Suci, begitu juga dengan kalam-Nya. Bahkan kita memegang Al-quran pun
harus dalam keadaan suci, baik
dari hadats kecil maupun
besar. Oleh karena itu, jangan kotori ayat-ayat quran yang ada di dalam tubuh
kalian dengan perbuatan-perbuatan tidak pantas, terutama yang kaitannya dengan
lawan jenis. Tidak jarang saya temui, hafidz yang bertindak seenaknya saja,
pegangan tangan sama perempuan, peluk bahkan ahh sungguh sangat ironis.
Saya menulis postingan ini bukan berarti saya ini makhluk
yang bersih plus suci. Bahkan saya mungkin lebih bejat, lebih
kotor. Tapi hanya sedikit
menyampaikan keprihatinan saja. Saya nggak
mempedulikan pemeo, “benarkan diri sendiri dulu sebelum membenarkan orang lain”
karena bagi saya, jika itu diaplikasikan di dunia sekarang, itu sama saja ikut
berandil dalam merusak dunia. Sekian saja, semoga bisa diterima, terimakasih
bagi yang sudah membaca dengan teliti, alias tidak loncat-loncat. Karena sebenarnya saya benci
sama orang yang sukanya kalau lagi baca tulisan saya, bacanya loncat-loncat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D