Senin, 09 Juli 2012

Al-Quran dan Penghafalnya


            Mobil, motor, pesawat adalah alat-alat transportasi yang bisa memindahkan kita dari satu tempat ke tempat lain hanya dalam waktu singkat. Handphone, telephone, internet adalah alat-alat komunikasi yang bisa membuat kita terhubung meski jarak memisahkan. Kamera, ada yang mulai sekedar hanya untuk eksis, sampai yang bisa untuk memfoto planet-planet di angkasa luar sana. Bahkan, ada yang bisa memfoto makhluk terkecil sekalipun. Ada pula pesawat ulang-alik yang bisa membawa manusia plesir ke Luar Angkasa.


            Apakah kalian menyadari benang merah yang tergaris dari tulisan di paragraf pertama diatas? Ya, benar. Yang saya sebutkan diatas adalah macam-macam alat canggih yang dibuat oleh manusia. Manusia memiliki kemampuan mewujudkan hal yang dirasa tidak mungkin. Manusia memiliki otak yang bisa membuat alat-alat canggih, untuk menjadikan hidup menjadi lebih mudah. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah, jika alat yang dibuat canggih, berarti yang membuatnya, otomatis lebih canggih, bukan? Ya, manusia sendiri adalah sebuah “produk” canggih.
            Nah, setiap kalian membeli handphone misalnya, pasti di boks pembelian terdapat secarik kertas, yang biasa disebut kertas petunjuk penggunaan. Setiap produk canggih pasti akan ada kertas atau malah buku petunjuk penggunaan (manual book), betul kan? Umpamanya begini, kalian adalah orang gunung pelosok pisan, yang tidak pernah melihat Hp, pasti kalian akan membaca buku petunjuk penggunaan yang ada di boks. Karena isi panduan tidak bisa begitu saja untuk dimengerti, otomatis kalian meminta bantuan orang yang sudah paham tentang Hp untuk menjelaskan , iya nggak???? Lalu bagaimana dengan manusia?


            Manusia sebagai makhluk canggih yang bisa membuat alat-alat canggih, tentu saja memiliki buku panduan sekaligus instrukturnya. Bapak instruktur jelas berfungsi sebagai orang yang menjelaskan buku panduan manusia. Lalu apa sih, buku panduan manusia itu? Jawabannya adalah Al-Quran. Nah, karena  tatanan bahasa Al-quran itu berbeda dengan bahasa manusia kebanyakan, apalagi terkadang satu makna mempunyai berbagai macam kata, dan ada banyak ayat yang susah dimengerti, maka diutuslah seorang instruktur. Siapa manusia yang diutus Allah untuk menjadi instruktur Al-quran  itu? Tidak bukan dan tidak lain adalah Rosululllah SAW alias Nabi Agung Muhammad SAW.
            Apa jadinya jika seseorang yang bodoh, tidak paham tentang Hp, tapi langsung diberi Hp? Tanpa diberitahu cara penggunaannya, tanpa diberi buku panduannya? pasti dia akan pencet sembarangan hingga akhirnya cepat rusak. Bahkan jika dikasihkan ke bayi, hp itu akan dibanting dan diinjak-injak sampai rusak. Nah, begitu juga dengan manusia, jika dia bertingkah seenaknya sendiri tanpa menuruti aturan-aturan yang tertera dalam buku panduannya, maka cepat rusaklah dia. Seperti apa rusaknya, itu bisa kalian pikirkan sendiri, kan? J


            Manusia juga memiliki kemampuan untuk menghafal. Saya akan lebih mudah mengoperasikan Hp, jika saya hafal semua tata cara yang tertera di buku panduan, begitu juga dengan manusia. Dalam menjalani kehidupan, agar tidak cepat rusak, manusia akan lebih mudah jika hafal tata cara-tata cara kehidupannya yang tersurat dalam Al-quran. Oleh sebab itulah, derajat manusia akan terangkat jika dia menghafal Al-quran. Bahkan ada pemeo yang mengatakan, andai saja setelah Rosulullah SAW ada seleksi nabi baru, maka calon yang diprioritaskan adalah mereka yang hafal Al-quran. Untuk mengetahui keutamaan para penghafal Quran klik di blog Ini nih,,,,,,,,, 
            Karena posisinya sebagai kalam Allah, maka bagi temen-temen yang menghafal Al-quran tolonglah jaga perilaku kalian. Allah SWT itu Tuhan yang Maha Suci, begitu juga dengan kalam-Nya. Bahkan kita memegang Al-quran pun harus dalam keadaan suci, baik dari hadats kecil maupun besar. Oleh karena itu, jangan kotori ayat-ayat quran yang ada di dalam tubuh kalian dengan perbuatan-perbuatan tidak pantas, terutama yang kaitannya dengan lawan jenis. Tidak jarang saya temui, hafidz yang bertindak seenaknya saja, pegangan tangan sama perempuan, peluk bahkan ahh sungguh sangat ironis.
            Saya menulis postingan ini bukan berarti saya ini makhluk yang bersih plus suci. Bahkan saya mungkin lebih bejat, lebih kotor. Tapi hanya sedikit menyampaikan keprihatinan saja. Saya nggak mempedulikan pemeo, “benarkan diri sendiri dulu sebelum membenarkan orang lain” karena bagi saya, jika itu diaplikasikan di dunia sekarang, itu sama saja ikut berandil dalam merusak dunia. Sekian saja, semoga bisa diterima, terimakasih bagi yang sudah membaca dengan teliti, alias tidak loncat-loncat. Karena sebenarnya saya benci sama orang yang sukanya kalau lagi baca tulisan saya, bacanya loncat-loncat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D