Hari
ini (5/3) adalah hari pertama kuliah semester genap, aku tentu saja sekarang
berada di semester empat. Teman-temanku yang berada di kampus lain mengatakan,
bahwa mereka sudah mulai masuk kuliah sejak tanggal 1 Maret, bahkan ada yang
sebelum itu. Tidak hanya sekedar hari pertama berangkat, perkuliahan pun sudah
langsung aktif. Padahal kebanyakan dari teman-temanku praktis hanya merasakan
libur selama satu bulan. Bisa dikatakan, seolah belum puas dengan libur dua
bulan, kampusku memundurkan waktu aktif dari tanggal 1 menjadi tanggal 3.
Aku
mulai menjalani masa libur sejak akhir Desember. Libur bersih selama satu bulan
dan bulan Februari kebanyakan mengurusi administrasi semester depan. Dua bulan lebih stuck hanya manggut-manggut depan teras
masjid. Paling banter sempatin
sedikit waktu untuk baca buku, itu juga modal pinjam. Pembodohan, entah apa
maksud sebenarnya dari diberkannya libur yang sangat panjang ini, tapi yang
jelas aku jadi bertambah bodoh. Dalam kelas saja aku merasa sedikit mendapat
ilmu, apalagi ketika harus menjalani hari tanpa tuntutan belajar. Otomatis dua
bulan liburan aku hanya bermalas-malassan. Malas ? ya. Hehehehe. Tapi syukurlah aku ternyata masih sadar kalau aku malas, itu berarti aku manusia,
karena manusia adalah makhluk yang sadar. Tanpa kesadaran, manusia bukanlah
manusia.
Sayang,
sudah diundur menjadi tanggal tiga pun hari pertama masih luang. Oke, ada
kuliah umum, tapi mestinya kuliah regular jangan sampai ditinggalkan. Bukannya
menurut Bapak Ismail, dosen psikolinguistik, kuliah bukan untuk sertifikat tapi
guna mencari ilmu ?. Faktanya, apa yang disuguhkan menyulitkan mahasiswa untuk
mendapatkan tambahan ilmu. Waktu pertemuan yang hanya 14 kali ditambah
seringnya dosen absen. Toh, jika pun rajin hadir di kelas, si dosen terkesan
ala kadarnya dalam menuntun mahasiswanya. Dalih yang digunakan apalagi kalau
bukan, “kalian sudah jadi mahasiswa, sudah saatnya kalian mencari sendiri,
jangan bergantung sepenuhnya pada dosen.” Hahahahaha.
Apa yang bisa mahasiswa dapatkan dari itu ?
Allah
memberikanku kemampuan berbahasa Inggris dan Arab. Ketika ada yang tahu, mereka
bertanya, “emank kuliah dimana ?” sejujurnya aku bisa berbahasa kedua bahasa
itu bukan karena aku kuliah disini. Aku bisa karena dulu sekolah di sekolah bilingual. Justru disini aku malah
bertambah bego, banyak kosakata yang hilang, kepercayaan diripun meluntur,
entah karena efek dari kemalasanku sendiri atau karena terpengaruh dengan
standar lingkungan yang menurun drastis. Setiap aku menulis, aku selalu cantumkan harapanku, dan dalam “kasus” ini aku berharap semoga libur tidak terlalu lama, dosen aktif masuk, dosen aktif memberi, mahasiswa aktif kuliah, aktif meminta. Soalnya kadang ngerasa aneh sendiri, ketika mendapati diri aktif sendirian di kelas, dikiranya cari perhatian atau sok pintar hehehehe. Sudah ah…. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D