Rabu, 29 Februari 2012

Antara Latah Iklan dan Pemerintah

Latah menurut Wikipedia adalah Suatu keadaan fisik dimana penderita secara spontanitas mengeluarkan respon (berupa ucapan, kata2 atau kalimat dan sering disertai gerakan tubuh) terhadap suara atau gerakan yang sifatnya mengagetkan penderita. Respon yang dikeluarkan lazimnya identik dengan stimulus. Contoh ringan yang bisa kita lihat, sebut saja Sule berteriak “Awas Buaya !” maka secara spontanitas, rekan Sule yang bernama Aziz Gagap akan merespon serupa dengan apa yang Sule katakan, disertai dengan gerakan tangan ke atas.

iklan Afiiikaa
.
Akhir-akhir ini, bangsa Indonesia-terutama mereka yang gemar bergelut di dunia maya, ramai membicarakan atau lebih tepatnya menirukan kata atau jargon dari iklan yang pernah mereka dengar. Dari satu orang yang mempopulerkan,-entah siapa, menjadi beramai-ramai ditirukan banyak orang. Sebut saja ketika kartu As mengeluarkan iklan teranyarnya dengan jargon, “Sms gak pernaah,,, Telfon gak pernaah.....Aku gak punya pulsaaa !” sontak di jejaring-jejaring sosial Facebook, Twitter dsb, ramai menirukan iklan tersebut. Ada yang serupa, pun tidak sedikit yang melesetkan seperti, “Sms gak pernaaah..... Telfon gak pernaaah...... Aku gak punya hapee !”. Contoh lain adalah heboh iklan Oreo yang memerankan anak kecil imut bernama Afika. Ramai sekali ditirukan oleh pengguna Facebook pun Twitter.
Pemerintah, kalian ada dimana ??? tidakkah menyadari fenomena latah ini ? seperti yang saya lihat di kotak berlayar, jarang sekali saya menyaksikan iklan-iklan pendidikan atau program pemerintah. Kalaupun ada, bisa dipastikan iklan tersebut gak laku alias penonton emoh untuk menyasikan. Penyebabnya jelas, iklan tersebut kurang atau bahkan tidak menarik !. Parahnya, orang-orang “besar” yang ada di negeri ini hanya muncul ketika menjelang Pemilihan Umum, lengkap dengan slogan-slogan semunya. Sekalipun mereka nongol jauh menjelang Pemilu, iklannya pun berbau promosi partai. Bentuknya sok memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi tapi bendera partai tak ketinggalan ditunjukkan.

iklan tidak korupsi 

Latah, respon, meniru, rakyat dan pemerintah. Ada baiknya atau mungkin harus bagi pemerintah untuk membuat iklan sosial, pendidikan, atau budaya,-yang sayangnya dipromosikan oleh Kuku Bima Roso! Yang gencar mempromosikan kebudayaan Indonesia, tentu yang menarik dan bisa menjadi stimulus untuk kelatahan rakyatnya. Bisa ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D