“Melupakanku hanya masalah
waktu, setelah kamu bekerja
Sibuk dengan pekerjaanmu.
Kamu akan dapat melupakanku.” –Cinta-
![]() |
I'm Leaving ! |
Andai
kenyataan seindah teori yang tertulis di buku-buku, status-status atau yang
beredar di website-website, niscaya hidupku tidak akan se-embuh ini. Badanku
tidak akan sekurus ini andai teori makan banyak akan membuat gemuk menjadi
kenyataan. Juga, badanku tidak sekurus ini andai teori; tidur dibawah lampu
yang terang benderang akan membuat badan menjadi gemuk, menjadi kenyataan. Teori
berbuat baik ke semua orang maka semua orang akan berbuat baik kepadamu, juga
tidak berujung manis ketika aku aplikasikan. Apapun teorinya, selalu mentah
ketika aku yang melakukan. Termasuk teori tentang melupakan seseorang yang
sangat dicintai.
Kata
orang, untuk melupakan Fina Andini (Baca kisahnya disini), aku cukup mencoba jatuh cinta ke wanita
lain. Sudah aku coba, namun bagaimana aku akan mencintai wanita lainnya ketika
yang ada di pikiranku, yang ada di hatiku, tercurah sepenuhnya untuk Fina
Andini? Kata orang, untuk
melupakannya hanya masalah waktu. Mau sampai berapa lama lagi? Ini sudah masuk
hitungan tahun aku mencoba melupakan Fina Andini. Tiga tahun aku mencoba cintai wanita
lain, tiga tahun aku coba tidak peduli, tiga tahun aku coba makan kecoa (bercanda)
dan tiga tahun itu pula aku mengalami kegagalan. Lagian, bagaimana bisa lupa
kalau setiap lewatin gerbang kampus yang aku ingat adalah momenku duduk berdua
bareng dia? Setiap melewati sebuah tempat bernama Ngaliyan Square, yang aku
ingat adalah momen berdua bareng dia. Setiap aku makan, yang aku ingat adalah
momen makan berdua bareng dia. Everything I do reminds me of her.
Saat ini,
entah itu hanya firasatku sendiri atau memang benar seperti itu. Dia sedikit
agak menjaga jarak. Dia selalu menolak segala bentuk hubungan kecuali hubungan
lewat handphone. Dia menolak setiap ajakanku untuk pergi berdua. Dia menolak
ajakanku untuk nonton, makan kerang atau sekedar foto-foto di satu destinasi. Dia
menolak untuk aku antar pulang ke rumahnya. Tapi, dia selalu tidak bisa untuk
sehari saja tidak menghubungiku lewat BBM atau SMS. Oke, aku kepedean.
Jujur,
aku mengapresiasi apa yang Fina Andini lakukan. Aku anggap dia sedang mencoba
untuk kooperatif sama aku yang sedang mencoba untuk makan kecoa ngelupain
dia. Tidak ... tidak. Bukan melupakan dia, tapi melupakan perasaan cinta
padanya. Aku ingat, beberapa minggu ke belakang, usahaku melupakannya mendekati
kata ekstrem. Kadang aku nggak makan seharian dan berhari-hari bahkan berminggu-minggu karenanggakpunyaduit.
Kadang aku berpikir, gimana kalo aku pergi saja ke kota yang baru? Bergaul dengan
orang-orang yang benar-benar baru. Bahkan aku pernah mikir, “gimana kalo aku
mati saja? Toh dia sudah nggak butuh aku lagi.” Parah ? banget!.
Namun,
semua tindakan itu aku tahan. Setidaknya sampai batas aku kuat sampai kapan. Gara-garanya,
ketika sedang main di SK eh di Instagram, aku nemu sebuah foto yang
berisi quote Bahasa Inggris (bentar bentar, aku buka kamus dulu). Begini
isi quote nya, “Destroy the thought, not your body.” Yang artinya,
Destroy itu pemainnya AS Roma (Mattia Destroy) LOL, thought itu tauge, not itu
nada, your body itu sop ayam. Berarti arti dari Destroy the thought, not
your body kalau disambung adalah “Hancurkan
pikiranmu (tentang dia), bukan badanmu.
Berarti,
sudah menjadi sebuah rumus pasti ketika orang patah hati, yang ada di
pikirannya adalah makan sop ayam melakukan tindakan yang bisa merusak fisiknya.
Thank to God, karena saat ini aku masih diberi kesempatan untuk menuliskan pengalamanku
berjuang melawan patah hati. Buat kalian yang sedang NYASAR membaca tulisan
ini, aku minta doanya supaya kelak aku bisa menulis sebuah postingan tentang
bagaimana akhirnya aku berhasil mengatasi patah hati terhebat. Saat itu
terjadi, aku akan tuliskan sebuah teori yang benar-benar terbukti jitu tentang bagaimana
cara mengatasi patah hati terhebat. Semoga.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D