kita pernah disini |
Saat
itu aku berada di semester 2, berarti tahun 2011, di gedung D Fakultas FITK
(dulu masih Fakultas Tarbiyah) aku pertama kalinya menyapa sekaligus sedikit
ngobrol dengannya. Masih terasa jelas terpatri, obrolan pertamaku dulu
dengannya bersumber dari statusnya di Facebook. Saat itu dia update status
kira-kira seperti ini, “Syukurlah, Alhamdulillah hampir aja nyawa
melayang.....”. Sesaat setelah perkuliahan selesai, aku lihat dia melamun
dan terjadilah obrolan pertamaku dengan dia dalam sejarah hidupku.
“Statusmu
kenapa itu, Din?” tanyaku langsung.
“Ooh,
tadi pas berangkat aku hampir celaka...” Kata dia.
“Iya,
Damri kan pintunya otomatis gitu. Berhubung tadi sesak, aku berdiri gitu depan
pintu, pas pintu kebuka aku hampir jatuh, untung aja ada yang pegangin....”
“Oalaah,
gitu ... “
Aku lupa kelanjutan obrolan
itu seperti apa, seingatku sih akhirnya kita jalan sendiri-sendiri. biasa,
cowok pergi sama cowok begitupun sebaliknya. Yang jelas, awal perkuliahan
semester 2 tahun 2011 itulah pertama kalinya aku ngobrol dengan dia. Dia yang
saat ini mengambil porsi terbesar dari semua hal yang aku pikirkan.
Setelah obrolan itu, kita jarang berinteraksi secara
langsung. Interaksi dengannya kebanyakan hanya lewat media Facebook. Nggak tahu
kenapa, di semester awal itu dia begitu berbeda antara di kehidupan nyata
dengan kehidupan maya. Di Facebook dia bisa lebih ... hemmmmm, nyelelek dan
cengengesan. Beda jauh dengan dia versi nyata yang cenderung suka ngumpet.
Untuk pengertian dua kata bahasa Jawa bergaris miring itu coba deh tanya anak
Semarangan. Heeee.
Obrolan keduaku dengannya terjadi ketika anak-anak sekelas
pergi jalan-jalan ke sebuah pantai di Kendal. Waktu itu ada dua anak yang
mengalami nasib nahas. Satu, hapenya teman kelas yang bernama Yusrul hilang
ditelan ombak gara-gara waktu dia foto-foto, tangannya terkena bola tendangan
salah satu teman. Dua, ya dia itu.
“Hape kamu kenapa itu?” tanyaku setelah melihat dia ngelus-ngelus
hapenya sambil dikerubuti 3 orang.
“Tadi kan hapenya aku taruh di saku celana. Terus aku
diceburin ke laut sama dia. Ini hapenya jadi mati” Katanya sambil nunjuk ke
arah salah satu cewek.
“Coba tho baterainya dilepas terus dijemur sampe kering.”
Aku sok tahu.
“Itu kan kalo kena air biasa, Guh. Ini masalahnya air laut
kok.”
Uniknya, tipe hape dia
dengan hapenya Yusrul sama, Nokia Express Music. Belakangan dia bilang benci
sama cewek yang nyeburin dia ke laut itu. Bukan karena hapenya rusak, tapi
karena itu cewek tidak sekalipun meminta maaf.
Kejadian hape nyemplung laut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MINTA KOMENTARNYA, GAN :D