Rabu, 09 Mei 2012

Dia,,,,, Dia.... Dia..... (lagi)


             Hari ini, aku jalan sama Mbak Liva (aku masih tetap memanggilnya mbak, apapun hubungan kita). Kebetulan film The Avengers udah rilis di Indonesia, jadi sekalian deh kita nonton, secara selera film kita berdua memang sama, film-film efek gitu deh. Pas pertama lihat, kok matanya begitu ya ? eh ternyata dia habis tidur, buru-buru langsung ke tempat janjian. Haha ada-ada saja. Sepanjang nonton, kita berdua kebanyakan diem, menikmati film. Sekalinya aku ajak ngomong, dianya gak denger, begitu juga sebaliknya. Hadehh. Tapi, kita berdua sama-sama menyadari, kalau hampir di sepanjang mainnya film, kita melakukan hal yang sama, gigitin kuku !!! geli sendiri aku pas kita saling tatap.


            Setelah selese nontonnya, kita lanjut makan di KFC. Tapi sayangnya disitu gak ada kalimat, “pilihan anda tepat sekali… !!!!” yang diucapkan pelayannya. Hehehehehe. Disini baru kita ngobrol panjang lebar, yaaa walaupun aku semakin sadar kalau kita terlalu beda, ya, terlalu berbeda. Aku merasa kalau aku ini sedikit moderat and fleksibel lah anaknya cieee cieeee, sedangkan dia selalu membatasi dirinya sendiri dalam banyak hal. Atau juga dia dibatasi oleh pihak ketiga (Orang tua, dokter). Dia suka melanglang buana ke segala penjuru Indonesia mungkin malah sudah kayak tripping holic, sedangkan aku gak begitu suka. Aku kan lebih suka berdiam diri di masjid iktikaf baca komik atau perpus tidur di samping rak (ehem) atau duduk termenung di Wc. 

            Cara makan, aku fine-fine aja mau makan pakai tangan, sendok, garpu, langsung pakai mulut atau pakai kaki yang ada cantengnya, apapun caranya yang penting itu makanan bisa masuk ke perutku, kan ?. Sedangkan mbak Liva tidak, dia harus….. harus pakai sendok, kalau gak ada sendok dia minta disuapin. Apalagi yang beda ya, owh iya, dia itu kalau tertawa (atau tersenyum saja) bisa bikin orang yang melihatnya nyaman untuk terus memandanginya. Sedangkan kalau aku yang tertawa (atau tersenyum) bisa bikin orang langsung kabur lari terbirit-birit karena takut. Dia dimana-mana banyak yang nyariin karena alasan dikangenin banyak orang, sedangkan aku bayak yang nyariin dengan alasan banyak utang mereka mau nagih. 

            Sayangnya, mbak Liva agak kurang nyambung kalau aku ajak ngomong yang mewajibkan dia untuk berpikir sejenak. Contoh sederhananya begini, aku kan kenal dia dari Akhi Mukmin, nah sama seperti aku, dia juga sering smsan atau telfonan sama mbak Liva, tapi dia lebih intens daripada aku. Bahkan ketika aku vakum berkomunikasi sama mbak Liva, Akhi mukmin tetep lancar-lancar aja kayak lagi di jalan tol. Akhi Mukmin itu dari Jambi. Nah mbak Liva bilang begini;


·         LV, “Liva juga pernah lho ke Jambi, ke tempatnya Akhi Mukmin juga (secara dia kenal sama kakaknya Akhi Mukmin yg cewek)
·         Aku, “lalu kenapa gak sekalian aja hidup disitu ? (kalian paham gak maksudku ini ? lah dia malah jawab )
·         LV, “gak ah, Liva juga pernah ke Aceh, ke Padang, ke Makassar juga pernah. Kalau boleh sih, pengennya hidup di Palembang atau Makassar. Liva pengen hidup di luar Jawa”

Hadehh, tapi ya gak apa-apa lah, wajah polosnya selalu saja terlihat menyenangkan untuk aku pandangi ( galaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuu lagiiiiiiiiii ) tahu gak kalian, akhir-akhir ini aku jadi susah tidur. Aku gak bisa tidur kalau belum jam 12 an malam. Biasanya kan aku habis shalat Isya langsung krrrrrrrrrrr. Eh, baca bukunya Raditya Dika malah nemu tulisan, kangen adalah salah satu penyebab dari susah tidur. Buka bukunya Tere Liye nemu tulisan, malam-malamku menjadi lebih panjang lebih lama untuk menunggu pagi, desahan nafas-nafas berat yang menggantung di langit bla bla bla bla KLOPPPP !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D