Senin, 16 Februari 2015

Alasan Mereka Meninggalkanku?

Adakah seseorang di dunia ini yang merasa sama seperti Aku? Atau pernahkah kalian melihat seorang yang seperti aku? Lho, emang aku seperti apa? Aku adalah All-alone Creation, guys. Aku adalah sesosok makhluk, manusia dan...... hidup yang apa-apa selalu sendiri. Pergi nonton sendirian, jalan-jalan sendirian, mengerjakan PR sendiri, duduk di kafe sendirian, nonton stand up comedy sendirian, ngerjain skripsi sendirian, foto-foto selfie sendirian, nonton bokep sendirian ... oke, aku sudah melenceng. Deskripsi di bawah ini adalah penggambaran yang 97% akurat tentang aku sendiri. Tentu saja tidak aku simpulkan secara seenak sendiri tapi ada beberapa yang diambil dari pendapat sebagian orang yang mengaku mengenalku.

Gambar cowok sendirian. *dok pribadi

.
          Kata salah satu guruku .... engga ding, tapi hampir semuanya, selalu berkata bahwa manusia itu makhluk sosial, selalu butuh teman, selalu berkoloni, selalu menggerombol. Kata orang-orang, setiap manusia yang hidup pasti setidaknya memiliki satu teman di hidupnya. Setiap manusia yang hidup pasti memiliki setidaknya satu orang yang selalu menemaninya. Iya, itu semua benar, tapi bagi mereka saja ..... tidak untukku. Kalau tidak salah, aku pernah memposting sebuat entry yang berjudul Manusia Anti-teori, nah teori bahwa setiap manusia yang hidup memiliki temanpun mentah di tubuhku.
Entahlah, nampaknya ada semacam kutukan yang menempel di tubuh ini. Sebab, sebaik apapun yang aku lakukan pasti selalu salah di mata orang-orang. Percaya deh, aku benar-benar nggak mempunyai teman, satu pun (apalagi pacar). Aku pun bertanya-tanya, apa yang salah kenapa aku bisa tidak memiliki teman. Setelah berpikir matang, ternyata yang salah adalah diriku sendiri, eksistensiku sendiri adalah salah. Ngenes? Iya aku memang lagi mau mencurahkan kengenesanku. Aku juga nggak lagi bercerita ke manusia, aku sedang bercerita ke blog yang aku anggap hidup.
          Inilah alasan-alasan kenapa aku begitu tidak menarik bagi kalian. Check it out:
1.     Fisikku
Apa yang salah dengan fisikku? Tidak ada. Semua anggota tubuh ada, lengkap. Tapi begitu ada banyak manusia yang baru melihatku satu kali saja sudah merasa enggan untuk berteman denganku. Banyak, banyak sekali terlalu sering aku merasakan sulit berteman dengan orang-orang yang bahkan baru melihatku. Entahlah, tapi memang begitu adanya. Jangankan berteman, untuk sekedar menanggapi ngobrol pun enggan. Intinya, begitu pertama kali melihatku langsung merasa jijik kali ya :D “Manusia yang tak dianggap manusia”
gambar cowok jelek banget *dok pribadi

2.     Ekspektasi Vs Realita
Ini juga sering aku alami dan temui terhadap mengapa orang-orang meninggalkanku. Pertama kenal, mereka pikir aku anak alim, sholih dan pinter agama melihat aku adalah lulusan pondok pesantren. Terus, ketika aku menunjukkan sisi bengalku entah itu dari sikap atau tutur kata, mereka langsung kecewa dan pergi dari kehidupanku. Tanpa pernah kembali bertutur sapa lagi.

3.     Tidak Bisa Diatur
Jadi pernah, aku gabung ke segerombolan anak. Waktu itu, karena bosan saja terus-terusan sendiri dan kebetulan mereka mengajakku gabung. Berhubung di kelas aku sering bercanda-canda gitu, mereka pikir bisa dengan seenaknya sendiri meluncurkan guyonan slapstik dengan objek utama aku. Dan mereka nggak berhasil menertawakanku karena aku bisa dengan mudahnya bersikap tak acuh. Lalu mereka jadi nggak mau mengajakku lagi. Kejadian seperti ini juga sering aku alami.
4.     Tidak bisa diomongin
Nah ini yang paling buruk. Aku selalu kurang menghargai pendapat orang (katanya). Padahal ekspresi wajahku ini atau kata-kata melalui pesan singkat aku rasa wajar. Aku merasa tidak menunjukkan ketidakhormatan. Ketika orang ngomongin aku, terus wajahku tidak menatap wajahnya, langsung deh aku dihakimi tidak bisa menghargai. Padahal omongannya juga aku dengerin dengan seksama. Entahlah.
5.     Terlalu mudah mengambil kesimpulan
Iya, aku memang suka berkata, “berarti” “berarti” “berarti” dan walaupun seringnya benar, mereka tetap saja meninggalkanku. Alasannya personal banget, “Aku nggak suka kalo kamu suka mengambil kesimpulan sendiri.”
6.     Miskin
Sudah jadi rahasia umum lah, cowok kaya pasti punya banyak teman. Teliti saja sendiri. kalian boleh berkata, “iya kan mereka Cuma memanfaatkan uangnya doang.” It’s ok. Mungkin itu benar, tapi tak apa guys. Aku malah sangat ingin seperti itu. Bisa mentraktir orang jajan, makan, traktir konsumsi nongkrong itu menyenangkan. Teman adalah kepentingan, lalu kepentingan apa yang berhubungan dengan orang miskin?
7.     Bodoh dan Malas
Iya, aku bodoh sekali dan celakanya aku malas. Aku bukanlah Firsta yang selalu ranking 1 dan selalu mendapatkan beasiswa. Seumur hidup, aku belum pernah dapat beasiswa. Dan aku malas mencarinya. Bukan malas sembarang malas, tapi malas yang sangat masyaAllah sekali. Aku adalah sosok makhluk yang sering sekali berkata, “nanti aja lah.” Ngeselin banget engga sih? Dan asu nya, saking malasnya, aku bisa menghabiskan 24 jam sehari ini dan 24 jam sehari berikutnya dengan tidak melakukan apa-apa!! Luar biasa kan? Dari hal satu ini aku kehilangan banyak orang; Setio Setiadji, Pak Maulana, Pak Kholiq, Mba Noorma (wkwk), Ayahku, Ibuku, banyak .....banyak sekali. Kemalasanku mengakibatkan orang-orang jadi malas sama aku. Baka.
8.     Terlalu Apa Adanya
Katanya, hidup paling enak itu kalau kita menjadi diri sendiri dan inilah yang aku dapatkan. Karena aku terlalu jadi diri sendiri, terlalu apa adanya inilah orang-orang jadi menjauhiku. Aku nggak bisa akting jadi orang atau kepribadian lain. Aku ya, dimanapun, selalu seperti ini.

9.     Alasan yang Normatif
Inilah yang masih membuat aku bertanya-tanya. Mereka bilang, “Aku terlalu baik” “Aku terlalu wah” “Aku terlalu berada di level atas mereka.” Itu sumpah alasan meninggalkan yang asu dan seasu-asunya guys. Baik dari mananya ketika banyak yang meninggalkanku justru dengan alasan bahwa aku nggak cukup baik? Wah dari mana nya ketika hidupku justru penuh dengan kengenesan? Kalau sudah begini aku mung iso ngomong jaaaancuk. *gaya nya Bayu Skak*
Terakhir, alasan personal dari mereka-mereka yang meninggalkanku adalah karena aku terlalu belagu dan sok. Padahal, apa yang bisa aku belaguin? Apa yang bisa aku sok-kan? Hey, aku Cuma bercanda. Dan sial, mereka benar-benar tidak bisa membedakan mana aku yang bercanda dan mana aku yang serius. Aku memang nggak konsisten.

Oke, Seperti biasa, aku cantumkan maksud dari entryku. Kali ini aku hanya sedang ingin menginstropeksi diri sendiri sebelum orang lain (lagi) yang menilai aku. Dan aku ngga mengharapkan kalian mengatakan sembilan poin itu karena aku sudah mengatakannya. Apa yang aku harapkan dari kesepianku ini? Entahlah.......hidupku memang hanya berputar soal meninggalkan dan ditinggalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D