Kamis, 29 Oktober 2015

TALK ABOUT : SKRIPSI (again)

S.K.R.I.P.S.I
(Sepertinya Kau Rampas Indahnya Percintaanku Sama Ina)

Jadi ceritanya, aku sudah membuang duit sekitar 3 juta 500 ribu selama 5 semester terakhir hanya untuk bayar registrasi kuliah dengan Mata Kuliah; Skripsi. semester 7 masih agak banyak mata kuliah selain skripsi ada PPL, PKn dan Budaya Jawa. Semester 8 skripsi + KKN dan semester-semester selanjutnya hanya skripsi. Artinya, aku utek-utek input mata kuliah skripsi untuk waktu yang sangat lama, 2 setengah tahun!
Banyak temen-temen yang heran dan bertanya-tanya kenapa? Apa susah? Tidak. Apa dosennya susah? Hemmm tidak juga. Sedang nunggu apa lagi? Nggak nunggu apa-apa juga. Aku cuma bisa menjawab, “Aku pun tak tahu...” Jujur, aku malu. Malu sama bapak ibu, sama tetangga, sama teman-teman. Apalagi pas salah satu teman sekelasku bilang begini, “Oh anak kelas kita, cowoknya yang belum lulus tinggal kamu ya? Yang paling pinter malah belum lulus.” Oh my goodness. Aku malu sama bapak ibu yang dulu sempat berharap banyak pada anaknya yang satu ini. Anak yang ternyata tidak bisa memberikan kebanggaan sedikitpun. Aku malu sama adik saya yang dulu sempat benar-benar mengidolakan aku sebagai kakaknya.    

melamun


***Semua kecewa sama saya.
Sebenarnya ada banyak alasan kenapa aku sampai menelantarkan skripsi sampai bertahun-tahun. Yaa, walaupun oke laaaah alasan ada hanya untuk pecundang. Kali ini tak apalah aku dikatain pecundang.
Pertama, ketika sedang mengerjakan proposal skripsi. Dengan PD nya laptopku rusak. Hemmm, mungkin lebih tepatnya Aku rusak. Ceritanya waktu itu aku ngerjain sampai jam setengah 2 pagi. Udah ngantuk banget kan. Nah, pas aku tidur laptopnya ada di sampingku terus headsetnya terselip diantara keyboard dan layar. Mungkin, aku tindihin atau bagaimana, pas aku bangun tuh layar laptop sudah pecah aja.
Kedua, aku mengajar di kota asalku Brebes. Saat itu, aku nggak bisa membagi waktu. Yaa meskipun sebenarnya jadi guru itu nyantai sih. Tapi, jangankan ngerjain skripsi buka foldernya aja nggak pernah. Akhirnya dengan pertimbangan yang cukup mentah, aku pun memilih resign setelah satu tahun penuh mengajar di sekolahan itu. Alasannya mau fokus skripsi dulu.
Ketiga, Andini. Yaa, ini adalah masalah pekok yang berlarut-larut. Setiap hari aku nggak bisa melepaskan hape dari tanganku. Mencoba selalu menghubunginya, mengajaknya ngobrol dan jalan-jalan. Untuk kisah selengkapnya silakan scroll aja di postingan-postingan sebelumnya. KLIK. Andini makes my heart soar and makes my heart sore.
Keempat, dasar akunya aja males. Mungkin alasan inilah yang paling benar. Aku males banget. Banget banget, Gan. Aku bisa menghabiskan waktu seharian hanya dengan tiduran diatas paku  kasurnya Jupe. Absolutely do nothing. Buka BBM lalu buka Facebook, lalu buka Instagram, kemudian buka BBM lagi, semua itu kebanyakan untuk ngepoin akun akunnya Fina Andini. Yeaaaa I’m sucks, terrible, horrible and pathetics. I’m too bored to do nothing but I’m too lazy to do something. Parah banget, kan?

Ah, seandainya aku bisa kehilangan rasa malasku secepat aku kehilangan motivasi. Mungkin sekarang aku sudah sedang nggarap thesis deh. *Berandai-andai*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D