Minggu, 25 Oktober 2015

ANDINI (part 5): Kebodohanku Menjadi-jadi

Dini sering banget putus sama Qubil. Bertengkar sedikit kata putus keluar. Bertengkar lagi, putus lagi. Untung Hanya pacaran, kalo udah nikah gimana?. Bertengkar sedikit, kata cerai terucap jangan-jangan. Aku selalu merasa sakit ketika Dini putus sama Qubil. Di setiap momen dia putus, justru aku ngga melihat kesempatan untuk memilikinya secara utuh. Seem like no chance at all. Setiap aku merasa sakit hati itulah aku mencari pelarian. Jauhan yang pertama aku macari Maghfiroh, jauhan kedua aku macari Widya dan jauhan yang ketiga aku macari Farikha. Sampai akhirnya aku merasa stuck. Aku merasa ngga bisa mencintai wanita selain Dini.

sedih, gan.
 
          Setiap Dini putus dari Qubil, aku menjadi orang pertama yang tahu hal itu. Aku menjadi orang pertama yang dia ceritain dan mungkin satu-satunya, entahlah, Katanya dia ngga pernah cerita ke mamah, Laila atau siapapun. Hanya aku yang tahu. Oh ada satu lagi yang selalu tahu, Nana. Aku juga jadi orang pertama yang dia ceritain ketika akhirnya balikkan lagi. Kalian tahu gimana rasanya aku? Sakit sekali. Seperti ada yang tunjleb-tunjleb gitu di dadaku. *Tunjlebna, waaa* .... Abaikan.
          Sekarang, Dini sudah lulus kuliah dan Aku masih berkutat dengan skripsi. Dini lulus semester 9. Aku sekarang masih semester 11 alias 3 semester lagi aku DO. Drop Out dari kampus dan mungkin saja dari rumah. Bulan Agustus Tahun 2015 Dini kembali putus dari Qubil. Kali ini mereka membawa masalah serius. Dini ingin kepastian Qubil menikahinya, sedangkan Qubil ngga bisa memastikan.
          Baik Qubil dan Dini menghadapkan masalah masing-masing keluarganya. Dini juga agak menyentil Qubil yang dirasa kurang gigih untuk mencari pekerjaan. Seperti biasa, Dini nggak memperdulikan aku. Dia dengan mudahnya menceritakan itu semua, kronologi putusnya seperti apa. Dia cerita lengkap dengan capture-capture percakapannya dia di BBM. Remember? Dini-Qubil LDR.
          Aku jadi korban perasaan, benar-benar sakit yang teramat sangat ketika harus menjadi saksi betapa hancurnya hati Dini putus dari Qubil. Aku sakit sekali melihat dia masih berharap hubungannya dengan Qubil akan kembali membaik. I’m getting mad when I see her cried cz of Qubil. Yang lebih menyakitkan, ketika aku bilang, “kamu nggak pernah sedikitpun cinta aku.” Dia bilang, “kamu salah.” Ini gimana sih? Kali ini aku bener nggak bisa paham. It’s absolutely nonsense.  Aku sering ngomong ke dia, “kamu terlihat abu-abu bagiku” dalam artian, dia tidak mencintaiku tapi seperti,,, iya aku juga cinta kamu.


***
          Suatu hari, aku hadapkan dia sebuah analogi. Sebuah perumpamaan. Aku cerita begini;
“ibaratnya, kamu punya dua buah hape. Hape yang pertama adalah hape yang sangat kamu cintai. Apalagi itu adalah smartphone, bisa apa saja. Aplikasinya banyak dan kamu ngga bisa melepaskan hape itu dari tanganmu. Sedangkan hape yang kedua Hanya hape jadul yang ngga bisa apa-apa. Hanya bisa sms sama telfon. Hape itu hanya kamu taruh di saku celanamu, Hanya kamu ambil ketika ada sms/telfon masuk. Suatu hari smartphone mu rusak. Apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu menservis hape bagusmu itu? Atau kamu mendayagunakan hape jelek? atau kamu malah beli hape baru?.”
Aku harap dia paham kalo hape bagus yang aku maksud adalah Qubil, hape jelek yang hanya sewaktu-waktu doang dipakenya adalah Aku, dan hape baru yang artinya ketika hubungannya dengan Qubil rusak, dia akan cari pacar baru saja. Sayangnya, dia nggak mengerti dan nggak paham maksud dari perumpaan yang aku buat. Dan jawab sekenanya, “yaa kalo ada uang mending beli baru aja.” Aku pun mendelete kontak bbm nya, aku blok nomer hapenya, aku blok fb nya.
          Sayangnya, langkah block-block itu tiada guna. Aku masih sering coba stalking fb nya pake akunku yang masih berteman sama dia. Aku masih sering cari tahu kabar tentang dia dari siapapun itu. Akhirnya setelah 8 hari aku coba totally move on and failed.iya, cuma 8 hari aku bisa tahan nggak berhubungan sama dia.

          Astaghfirullahal’adzim.... entah sampai bab apa kisahku dengan Dini akan berujung. Kadang aku ingin stop secara total tapi ternyata bersambung lagi dan bersambung lagi. Aku sudah lelah, tapi masih saja memaksa untuk tetap berjalan.
====================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D