Sering kali Aku heran sama diri sendiri
dan Aku juga yakin kalian akan ikut heran dengan apa yang Aku herani. Nah,
sebentar lagi Aku akan menuliskan hal apa yang bisa membuat Aku heran sama diri
sendiri. Siap? Apakah kalian siap untuk mengetahuinya? Bener? Serius? Sebelum aku
beri tahu, aku kasih soal dulu, “berapa kali Aku menulis kata Aku di paragraf
ini?” Nggak mau juga nggak papa sih. Hahaha.
Begini saudara, aku heran kenapa ya
setiap di kamar mandi (entah itu sedang mandi, BAB, atau pipis) aku bisa lebih
mendayagunakan pikiranku. Istilah kerennya, ketika ada di kamar mandi aku
menjadi lebih open-minded. Ada saja topik menarik yang tiba-tiba datang
ke pikiranku. Heran, kan? Nggak heran juga nggak papa sih hahaha.
Seperti sore tadi ketika saya mandi (emmm
tp kayaknya kemaren sore aku nggak mandi deh) tiba-tiba aku kepikiran
tentang esensi cinta. Bukan sembarang cinta, tapi cinta manusia secara vertikal
dan horizontal (kalian pasti masih bingung vertikal itu ke arah mana &
horizontal ke arah mana. Ya, kan?) nah, kualitas manusia itu ada dua macam;
Awam dan Khowas.
Orang Khowas, cintanya cenderung lebih
besar ke hal-hal yang dzaty. Cintanya orang-orang golongan ini kepada
Tuhan lebih besar daripada yang berwujud, alias sesuatu yang bisa dia lihat. Namun
karena pikirannya yang terbuka, orang Khowas akan berkata seperti ini,”Jangankan
cinta kepada Allah yang tidak terlihat, cintaku ke kamu saja kadang bertambah
dan lebih sering berkurang” intinya, kalau mencintai manusia saja yang setiap
hari bisa kita lihat, bisa kita sapa, kita ajak berbincang, kita lihat
senyumnya dan lain-lain kadar cintanya masih naik turun, Bagaimana kepada
Tuhan?
Tuhan kita wujud tapi ghoib,
eksistensinya terletak pada keimanan. Ketika kita mengimani-Nya ada, maka Dia
ada, ketika kita tidak mengimani-Nya, maka kita wajib beriman. Ya, kan? Dan keimanan
kita kepada-Nya pun naik-turun, kadang kita rajin sekali beribadah dan lebih
sering untuk melalaikan. Lalu bagimana dengan Cinta? Owh iya, Emank kalian
cinta kepada Tuhan kalian? Apa buktinya? Di bagian hidup kalian yang mana
kalian merefleksikan cinta kepada Tuhan? Hahaha.
Terakhir, mungkin kalian sering mendengar
teman kalian berkata,”cintaku kepada Allah lebih besar dari pada cintaku kepada
manusia” atau yaaa mirip-mirip dengan kata itu lah. Itu bisa jadi dia itu orang
yang SOK, atau MUNAFIK dan sekali-kali husnudzon lah dia itu orang yang sakur
alias tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan.
iya bener sekarang banyak orang yang selalu beda antara bicara dan hati yang sebenarnya
BalasHapusmakanan yang haram akan memproduksi perkataan fitnah
Hapusmakanan yang halal akan memproduksi perkataan hikmah.
itu kata kyai saya :-)
mudah2an kita semua terhindar dari sifat munafik
BalasHapusamiiiin .... yaAllah Amiin ^_^
BalasHapus