Rabu, 18 April 2012

Ramainya Hotpants


             Geli banget saya pas baca sebuah berita di koran. Judul berita itu adalah, Ulama Tidur, generasi muda rusak atau gimana saya agak lupa kata terakhirnya. Dalam berita itu dibahas tentang fenomena hotpants. Pada tahu kan apa itu hotpants ? ya, celana super pendek yang dipakai wanita untuk menunjukkan kesan seksi. Tujuan wanita-wanita itu pada memakai hotpants adalah untuk menunjukkan pahanya yang mulus, dan menunjukkan kesan kaki yang panjang dengan dipadukan dengan sepatu ber-hak. Bahasa kasar dari hotpants adalah “cancut modern”.  Hotpants, sudah jamak pemakaiannya di berbagai kalangan, mulai anak SD sampai tante-tante. Dimanapun bisa kita “tonton” atau “nikmati” pemakai celana jenis ini, entah itu di mall atau pasar. Kalau di wc umum saya belum pernah lihat.

Kembali ke berita tadi, ada banyak hal yang membuat saya geli, terkait fisik berita itu pun tentang isi dari berita itu.Dalam ulasannya, berita itu memuat komentar-komentar yang diambil dari blog dan disampaikan oleh ibu-ibu !!! Maaf, bukan bermaksud gimana-gimana, tapi apa gunanya memuat komentar orang sakit hati atau juga iri karena pada zamannya dulu belum dikenal celana hotpants ? Ibu tersebut berkomentar negatif tentang hotpants karena dia sendiri tidak punya kesempatan untuk memakainya. Istilah jawanya getun. Ada juga komentar begini, “kalau pahanya mulus sih bagus, lha gimana yang pahanya ada bekas cacar atau bekas luka, kan jelek” yaAllaaaah, ini mah ketahuan banget anak itu mengkritisi hotpants karena dia sendiri di pahanya ada “sesuatu”. Apa yang bisa dicerna dari sini ? diambilnya komentar-komentar dari barisan sakit hati hanya akan menghasilkan opini yang ambigu, palsu dan munafik. Karena sejatinya mereka pun ingin ! (mungkin mereka juga beli tapi dipakainya kalau mau tidur doank, trus foto-foto narsis sendiri, tanpa mau dipamerkan diluar karena malu). Lagian, itu penulis ketahuan banget tidak ijin mengambil komentar itu dari blog. Buktinya dia tidak mencantumkan alamat atau nama blognya. (kalau saya dikayak gituin, saya bakal marah besar lho).


Lalu, kegelian lainnya adalah peran ulama yang menjadi title hanya disebutkan sebaris saja diakhir berita. Kurang lebih tulisannya begini “untuk itulah diperlukan peran lebih dari para ulama untuk menyelamatkan generasi muda” titik !!! hahahahaha. Kasihan sekali kata ulama itu, padahal dipakai untuk judul tapi hanya disebutkan sekali dalam isi berita. Sebagai perbandingan kecil, berita tentang sepatu pemain Real Madrid yang dicuri, dengan judul “Sepatu pemain Madrid dicuri” dalam berita yang hanya berjumlah tiga paragraf itu, kata sepatu disebutkan tiga kali. Itu tandanya si penulis menghormati dan menghargai kata yang dia sendiri jadikan judul, tidak seperti penulis ulama yang malah menyebutkan kata hotpants lebih banyak dari kata ulama. Sepele ? memang, tapi apa kalian pernah memikirkan hal ini ? hehehehe.
Menurutku juga, hal ini bukanlah tanggung jawab ulama. Lagian, apa hak mereka melarang wanita memakai hotpants ? mereka tidak punya hak atas itu sama sekali. Suruh siapa hidup di negara demokrasi ? kalau mau melihat semua wanita yang tertutup ya hiduplah di negara islam sana. Saya bukan berarti setuju dengan penggunaan hotpants, saya justru teramat tidak setuju. Kenapa, karena siapapun, asal dia lelaki, akan langsung terangsang ketika melihat wanita yang memakai hotpants seksi (kecuali homo). Hal ini jelas akan berefek pada meningkatnya kasus pemerkosaan terhadap kaum hawa. Ya, minimal-minimalnya si cowok berpikiran ngeres lalu ngebayangin ujung-ujungnya ngiler. Lalu siapa yang salah ? siapa yang benar ? tidak ada. Tidak ada yang benar atau pun yang salah, yang ada hanya pantas dan tidak pantas. Ingat, budaya Indonesia adalah budaya timur yang jauh dari buka-bukaan seperti itu. Karena kita bukanlah negerinya Wonder Woman, iya kan ?

2 komentar:

MINTA KOMENTARNYA, GAN :D